Mengatasi Penyebab dan Dampak Krisis Ekonomi Global masih menjadi berita
hangat tanpa melewati 1 hari pun dalam bulan-bulan terakhir ini. Berbicara
krisis ekonomi adalah bukan berbicara tentang nasib 1 (satu) orang bahkan lebih
dari itu semua karena ini menyangkut nasib sebuah bangsa. Berbagai argument dan
komentar pun dilontarkan di berbagai media yang selalu memojokkan pemerintahan
Yudhoyono dan BI (Bank Indonesia) Di salah satu media menyatakan bahwa Presiden
Yudhoyono menyampaikan 10 langkah untuk menghadapi masalah tersebut.
Empat di antaranya:
1. Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri
2. Memanfaatkan peluang perdagangan internasional
3. Menyatukan langkah strategis Pemerintah dengan Bank Indonesia (BI)
4. Menghindari politik non partisan untuk menghadapi krisis.
Kedengarannya memang masuk akal tapi untuk menghadapi krisis itu bukanlah semata adalah tugas pemerintah dan Bank Indonesia tapi badai krisis ini perlu dihadapi bersama jangan sampai kejadian Krisis Ekonomi Global Part II ini lebih dahsyat meluluh-lantakkan Perekonomian Indonesia seperti yang telah terladi pada Badai Krisis Moneter Part I di Era Soeharto.
1. Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri
2. Memanfaatkan peluang perdagangan internasional
3. Menyatukan langkah strategis Pemerintah dengan Bank Indonesia (BI)
4. Menghindari politik non partisan untuk menghadapi krisis.
Kedengarannya memang masuk akal tapi untuk menghadapi krisis itu bukanlah semata adalah tugas pemerintah dan Bank Indonesia tapi badai krisis ini perlu dihadapi bersama jangan sampai kejadian Krisis Ekonomi Global Part II ini lebih dahsyat meluluh-lantakkan Perekonomian Indonesia seperti yang telah terladi pada Badai Krisis Moneter Part I di Era Soeharto.
Sadar atau pun tidak sadar Akibat Krisis Ekonomi Global kali
ini sudah sangat jauh merambah dalam berbagai strata masyarakat. Dimana-mana
pengangguran semakin bertambah Income perkapita drastis menurun karena beberapa
industri mulai merampingkan tenaga-kerja atau mulai meliburkan tenaga kerja
tanpa batas waktu. Senada dengan hal itu investor-investor lokal dan Asing pun
mulai menarik saham dalam industri-industri di Indonesia. Dari kejadian
kejadian itu akan menjadikan peluang untuk Angka Kriminalitas akan melonjak naik
Grafiknya di tanah air belum lagi kasus-kasus korupsi terabaikan karena bangsa
ini telah disibukkan dengan masalah yang lebih di prioritaskan sehingga dengan
bebasnya para koruptor meneruskan aksinya ditiap jenjang. “Selamat buat para
koruptor Anda bisa keluar dari persembunyain untuk sementara Waktu. How pity a
Country !”
Memang sangat Ironis di satu sisi Indonesia yang dikenal
sebagai negara Agraris tapi disisi lain beberapa item bahan pokok masih
mengandalkan hasil import dari negara tetangga. Yah ini mungkin salah satu
kelemahan dari bangsa kita bahkan diri kita yang sebagai rakyat yang kurang
berusaha secara profesional dalam mengelola asset-asset yang ada dalam
lahan-lahan indonesia. Lihat saja kekayaan Alam Indonesia mulai dari hasil laut
belum dapat dikelola dengan baik karena fasilitas-fasilitas nelayan kurang
memadai sehingga negara-negara lain meraup keuntungan dari hasil menangkap
hasil laut dengan cara yang tidak fair. Belum lagi persediaan minyak yang
semakin lama semakin menipis serta Tambang-tambang Emas yang masih dikuasai
negara asing. Jadi sangat disayangkan punya harta yang sangat berlimpah ruah
tapi tidak dapat dinikmati secara maksimal oleh bangsa ini.
Jadi memanglah pas ketika Ketua Presidium Persatuan Alumni
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI ) menyatakan bahwa Krisis ekonomi
global telah terjebak pada sistem kapitalisme internasional sehingga sampai
saat ini sepertinya tak ada persiapan jelas menghadapi krisis keuangan global
yang berawal dari runtuhnya industri keuangan di Amerika Serikat. Mereka yang
krisis kita yang ”hancur-hancuran” seperti pada bursa saham sehingga
menghentikan operasionalnya.
sumber : koran kompas,08 Oktober 2012
Analisis :
Menurut saya tulisan tersebut adalah contoh tulisan ilmiah populer , karena menggunakan kata-kata yang sangat sederhana dan mudah dipahami atau mudah dimengerti bahkan untuk orang awam sekalipun. Bukan hanya itu, tulisan tersebut juga membicarakan tentang krisis ekonomi , yang artinya hampir semua masyarakat membicarakan masalah tersebut (krisis ekonomi) . Bukan hanya untuk kalangan menengah keatas saja, masyarakat awam pun dapat mengerti dan memahami maksud dan tujuan tulisan tersebut dengan mudah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar