sumber gambar : http://skalanews.com/baca/news/5/12/101422/sektor%20riil/tahun-depan--adb-prediksi-ekonomi-indonesia-di-angka-5-5.html
Perekonomian Indonesia diprediksi berada di level 6,5 persen
tahun depan. Adapun tahun ini, pertumbuhan Indonesia sudah berada di level 6,3
persen. Bank Indonesia juga
memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013 mampu mencapai 6,5
persen. Sebab, permintaan dunia atas komoditas produksi Indonesia akan tumbuh
lebih baik dari tahun 2012.
Menurut saya ada beberapa faktor yang akan mendorong
pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai level tersebut. Yang pertama adalah jika
dilihat dari negara luar yang khususnya negara tetangga, dan yang kedua adalah
jika keadaan perekonomian di negara China membaik, yang belum lama ada masalah
tentang Laut China Selatan.
Di perkuat dengan apa yang dikatakan oleh Ekonom Bank Mandiri Destri
Damayanti yang mengatakan "2013, kita lihat perekonomian di ASEAN,
khususnya China akan rebound, akan membaik sedikit," katanya,
saat Media Training, di Hotel Panorama Regency, Batam.
Selain meningkatnya sisi permintaan dunia, pencapaian
pertumbuhan ekonomi juga didukung oleh naiknya harga komoditas. Eropa masih
positif sekitar 0,3-0,5 persen, China mungkin berat di atas 8 persen, tapi 7,8mungkin masih bisa tercapai,
Lain hal dengan prediksi RBS. Royal Bank of Scotland (RBS)
memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2013 hanya mencapai 6,5 persen.
Angka ini lebih rendah dibandingkan perkiraan pemerintah yang optimistis
pertumbuhannya bisa mencapai 6,8 persen.
Meskipun terlihat tanda-tanda melemahnya perekonian di Asia,
ternyata Indonesia mampu mencatat pertumbuhan PDB (pendapatan domestic bruto)
kuartal sebesar 6,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, Data
dari kuartal kedua menunjukkan bahwa permintaan dalam negeri, khususnya
investasi, tetap menjadi penggerak utama pertumbuhan. Untuk impor, Indonesia
meningkat 10,9 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya, dan
merefleksikan permintaan dalam negeri yang baik. Permintaan dalam negeri
berkontribusi 8,5 poin persentase terhadap total pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Yakin bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus
berlanjut. Dengan permintaan domestik yang kuat dan tingginya ekspor bahan
baku, maka Indonesia lebih tidak sensitif terhadap pelemahan ekonomi global
dibandingkan negara Asia lainnya. Jika pertumbuhan investasi dapat dijaga seperti
pada kuartal kedua yaitu di angka 12,3 persen ini akan mampu meningkatkan
ekspor.
Dengan kondisi permintaan luar negeri yang rendah dan permintaan dalam negeri
yang tinggi, muncul kekhawatiran bahwa deficit neraca berjalan Indonesia akan
semakin besar. Meskipun demikian, RBS berpendapat bahwa deficit yang terjadi
saat ini merupakan akibat dari meningkatnya pembiayaan investasi daripada
peningkatan konsumsi.
Memandang pelemahan rupiah yang terus terjadi justru malah membantu
mengurangi defisit ke depan. Meskipun demikian, kinerja ekonomi global dan
Indonesia tetap memiliki pengaruh penting. Memperkirakan
Bank Indonesia akan
tetap mempertahankan BI Rate di level 5,75 persen sampai akhir tahun 2013.
Perkiraan itu karena pandangan RBS bahwa memotong suku bunga dapat
memperburuk pelemahan rupiah. Sehingga akan memicu inflasi lebih tinggi,
meningkatkan utang mata uang asing dan membebani investasi.