Cari Blog Ini

Senin, 19 November 2012

Menuju Perubahan Anggaran Yang Lebih Baik

sumber gambar : http://www.zona-kita.com/



Menuju Perubahan Anggaran Yang Lebih Baik
Sekitar seminggu yang lalu saya melihat suatu acara ditelevisi yang memberitakan tentang beredarnya video di You Tube yang berisikan rapat antara Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang lebih populer disebut Ahok dengan birokrasi dari Dinas Pekerjaan Umum DKI. Video tersebut  berdurasi 1 jam 23 menit itu diberi judul '08 Nov 2012 Wagub Bpk. Basuki T. Purnama Menerima Paparan Dinas Perhubungan'.

Dalam rapat tersebut, Ahok dilapori biaya pembuatan jembatan penyeberangan orang (JPO) Rp 14 juta/meter persegi. Salah satu pejabat Kadishub menerangkan biaya itu merupakan hasil penelusuran dirinya ke sejumlah toko material.

Ahok berharap angka itu masih bisa direvisi kembali. Pasalnya sebagai anak dari seorang kontraktor, Ahok tahu betul 'permainan' soal harga. Ahok kemudian menceritakan pengalamannya saat masih kecil. Waktu itu di Belitung Timur, ada proyek pengerjaan jembatan selebar 4 meter. Anggaran dari Dinas PU setempat saat itu sekitar Rp 180 jutaan. Namun ayah Ahok justru memberitahu anggaran yang dihabiskan hanya Rp 30 juta.
Dengan spesifikasi yang sama, ayah Ahok nekat membuat jembatan dengan anggaran cuma Rp 30 juta. Setelah jadi, jembatan itu sama-sama bisa dilalui oleh mobil dengan berat berton-ton. "Akhirnya bapak saya disingkirin," jelas Ahok.

Kisah lainnya, saat hendak membuat dermaga. Dengan uang yang sudah dianggarkan, pembangunan dermaga bisa dengan pondasi semen. Namun pemerintah setempat justru membuat dengan pondasi kayu.

"Bapak saya pakai semen. Ini duit bisa pakai semen. Yah bapak saya bikin pakai semen. Ya marah bupatinya," tutur Ahok.

"Lo kalau kelebihan duit bagi ke saya dong," ujar Ahok menirukan ucapan bupati kepada ayahnya.

Atas pengalaman itu, sang ayah berpesan agar Ahok bisa menjadi seorang kepala daerah. Harapannya supaya bisa memperbaiki keadaan. Ahok kemudian menjadi Bupati Belitung Timur, lalu anggota DPR dan kini Wagub DKI Jakarta.

Saya menyimpulkan bahwa sikap Wakil Gubernur baru kita ini adalah yang dinanti-nantikan oleh warga Jakarta, yang adil, bijaksana ,dan memihak pada rakyat kecil. Memang masih terlalu dini bicara seperti itu hanya waktu yang dapat menjawab semua itu. Kita sebagai warga Jakarta hanya bisa melihat , perubahan apa yang akan terjadi selama 5 tahun kedepan. Yang pasti , yang saya tahu hanya satu, warga Jakarta tidak menginginkan janji tapi bukti.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar