Cari Blog Ini

Jumat, 23 November 2012

PEREKONOMIAN 2013 MENDATANG DIPERKIRAKAN MENCAPAI 6,5 %

sumber gambar : http://skalanews.com/baca/news/5/12/101422/sektor%20riil/tahun-depan--adb-prediksi-ekonomi-indonesia-di-angka-5-5.html


Perekonomian Indonesia diprediksi berada di level 6,5 persen tahun depan. Adapun tahun ini, pertumbuhan Indonesia sudah berada di level 6,3 persen.  Bank Indonesia juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013 mampu mencapai 6,5 persen. Sebab, permintaan dunia atas komoditas produksi Indonesia akan tumbuh lebih baik dari tahun 2012. 

Menurut saya ada beberapa faktor yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai level tersebut. Yang pertama adalah jika dilihat dari negara luar yang khususnya negara tetangga, dan yang kedua adalah jika keadaan perekonomian di negara China membaik, yang belum lama ada masalah tentang Laut China Selatan.

Di perkuat dengan apa yang dikatakan oleh  Ekonom Bank Mandiri Destri Damayanti yang mengatakan "2013, kita lihat perekonomian di ASEAN, khususnya China akan rebound, akan membaik sedikit," katanya, saat Media Training, di Hotel Panorama Regency, Batam.

Selain meningkatnya sisi permintaan dunia, pencapaian pertumbuhan ekonomi juga didukung oleh naiknya harga komoditas. Eropa masih positif sekitar 0,3-0,5 persen, China mungkin berat di atas 8 persen, tapi 7,8mungkin  masih bisa tercapai,

Lain hal dengan prediksi RBS. Royal Bank of Scotland (RBS) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2013 hanya mencapai 6,5 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan perkiraan pemerintah yang optimistis pertumbuhannya bisa mencapai 6,8 persen.

Meskipun terlihat tanda-tanda melemahnya perekonian di Asia, ternyata Indonesia mampu mencatat pertumbuhan PDB (pendapatan domestic bruto) kuartal sebesar 6,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, Data dari kuartal kedua menunjukkan bahwa permintaan dalam negeri, khususnya investasi, tetap menjadi penggerak utama pertumbuhan. Untuk impor, Indonesia meningkat 10,9 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya, dan merefleksikan permintaan dalam negeri yang baik. Permintaan dalam negeri berkontribusi 8,5 poin persentase terhadap total pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Yakin bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus berlanjut. Dengan permintaan domestik yang kuat dan tingginya ekspor bahan baku, maka Indonesia lebih tidak sensitif terhadap pelemahan ekonomi global dibandingkan negara Asia lainnya. Jika pertumbuhan investasi dapat dijaga seperti pada kuartal kedua yaitu di angka 12,3 persen ini akan mampu meningkatkan ekspor.

Dengan kondisi permintaan luar negeri yang rendah dan permintaan dalam negeri yang tinggi, muncul kekhawatiran bahwa deficit neraca berjalan Indonesia akan semakin besar. Meskipun demikian, RBS berpendapat bahwa deficit yang terjadi saat ini merupakan akibat dari meningkatnya pembiayaan investasi daripada peningkatan konsumsi.

Memandang pelemahan rupiah yang terus terjadi justru malah membantu mengurangi defisit ke depan. Meskipun demikian, kinerja ekonomi global dan Indonesia tetap memiliki pengaruh penting. Memperkirakan

Bank Indonesia akan tetap mempertahankan BI Rate di level 5,75 persen sampai akhir tahun 2013.
Perkiraan itu karena pandangan RBS bahwa memotong suku bunga dapat memperburuk pelemahan rupiah. Sehingga akan memicu inflasi lebih tinggi, meningkatkan utang mata uang asing dan membebani investasi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar