Cari Blog Ini

Jumat, 23 November 2012

SIAGA HADAPI RINTANGAN EKONOMI GLOBAL

sumber gambar : http://mywealth.co.id/topic/%E2%80%98ekonomi-komodo%E2%80%99-tangguh-hadapi-tantangan-pasar-global/



SIAGA HADAPI RINTANGAN EKONOMI GLOBAL
Negara-negara ASEAN yang telah menjalin kerja sama dalam 45 tahun terakhir, mampu menorehkan prestasi dengan membangun tiga pilar komunitas masyarakat ASEAN. Tiga pilar itu meliputi politik-keamanan masyarakat, komunitas ekonomi, dan sosial-budaya masyarakat. Namun di sisi lain, ASEAN saat ini juga menghadapi tantangan global dan regional yang cukup komplek.

Saya pernah membaca sebuah surat kabar yang berisikan tentang tantangan ekonomi global , kalu tidak salah sekitar tanggal 18-20 November lalu diadakannya Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN Ke-21 yang berlangsung di Istana Perdamaian, Phnom Penh, Kamboja,  yaitu tentang memberi harapan ASEAN dalam memasuki fase baru untuk meningkatkan hubungan dengan komunitas global.

Yang dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam sesi pleno KTT ASEAN ke-21 itu kemudian dimanfaatkan sebagai peningkatandaya tahan ASEAN dari krisis keuangan global memasuki ASEAN 2015. Persoalannya, meski ASEAN tengah mengantisipasi dampak krisis Eropa dan perlambatan ekonomi Amerika Serikat bagi kawasan dengan penguatan konektivitas ASEAN serta meningkatkan daya saing dan daya tahan, ada dua tantangan yang menghadang ASEAN.

Globalisasi yang lahir dari belahan Barat seolah menjadi sebuah imperium yang tidak satu negara pun mampu menghindari. Kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi, beroperasinya institusi-institusi internasional seperti International Monetary Fund (IMF) dan World Bank, serta mekanisme pasar bebas dengan organisasi perdagangan dunianya, telah mendorong globalisasi secara masif dan ekstensif ke berbagai penjuru dunia.

Dalam konteks itu, hegemoni negara-negara adikuasa semakin terasa mengimpit negara berkembang dan menempatkannya pada posisi tidak menguntungkan, demikian halnya ASEAN. Di lain pihak,negara-negara berkembang harus menerima bagian globalisasi jika ingin tetap tumbuh secara ekonomi dan mampu memerangi kemiskinan secara efektif. Ancaman globalisasi jika tidak diartikan secara aktif oleh ASEAN bisa meruntuhkan sendi-sendi kemitraan dan solidaritas yang telah lama terbangun.

Pada perkembangannya, meski ASEAN telah membentuk mekanisme ASEAN Plus Three dengan China, Jepang dan Korea Selatan; East Asia Summit (EAS) dengan negaranegara mitra wicara,seperti AS, Uni Eropa,Australia, Jepang, China, Korea Selatan, dan Rusia.Juga dengan ASEAN Regional Forum (ARF) yang beranggotakan negara-negara besar, tidak mampu menangkal hegemoni dari negara besar itu. Misalnya saja negara China dalam KTT ASEAN ke- 21 di Kamboja, tidak mau kompromi bahwa agenda tentang Laut China Selatan dijadikan sebuah deklarasi bersama ASEAN.

China tetap pada prinsipnya menolak multilateralisasiklaim tumpang tindih kedaulatan di Laut China Selatan. Krisis ASEAN-China ini berpotensi mengganggu volume perdagangan dan investasi dunia dan kegagalan ASEAN ini berpotensi memecah ASEAN yang selama ini dikenal kohesif dalam berdiplomasi. Lebih-lebih ASEAN selalu mengadvokasi sentralitas ASEAN.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar