Gawat, IHSG Anjlok
Menurut saya penurunan
indeks sepanjang Mei lalu lebih disebabkan faktor global, sehingga pasar modal
Indonesia ikut terseret cukup dalam. Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada
perdagangan ini diperkirakan akan mengalami tekanan jual setelah pada
perdagangan kemarin tidak mampu bertahan di zona hijau. Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) bergerak melemah pada perdagangan awal pekan ini. Tak
tanggung-tanggung, pelemahan IHSG ini adalah yang terdalam di antara indeks
Asia.
Sentimen negatif dari
perekonomian global menghantui bursa global, termasuk Indeks Harga Saham
Gabungan. Indeks mengalami tekanan penurunan jangka pendek. IHSG ditutup melemah
pada perdagangan sebelumnya , mengikuti gerak bursa regional menyusul sentimen
negatif yang dipicu data manufaktur Amerika bulan Agustus. Dengan penurunan
manufaktur Agustus, hal itu menggenapi penurunan tiga bulan berturut-turut.
IHSG, pada akhir
perdagangan sekitar tanggal 19/11/2012 turun sampai 37,85 poin atau 0,87 persen
menjadi 4.313,44.
Sementara itu, mayoritas indeks Asia lainnya terpantau bergerak menguat. Hang Seng naik 103,05 poin atau 0,49 persen menjadi 21.262,06, Nikkei naik 129,04 poin atau 1,43 persen ke 9.153 dan Straits Times naik 9,91 poin atau 0,3 persen ke 2.955,41.
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp4,1 triliun dengan volume 3,27 miliar lembar saham. Sebanyak 156 saham melemah, 93 saham stagnan, dan 112 saham tak berubah.
Saham yang bergerak menguat (top gainers) antara lain PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) naik Rp2 ribu menjadi Rp40.950, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) naik Rp350 ke Rp10.950, dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) naik Rp150 ke Rp2.500.
Sementara saham yang bergerak melemah (top losers) antara lain PT Mayora Indah Tbk (MYOR) turun Rp750 ke Rp19.200, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) turun Rp600 ke Rp15.600 dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) turun Rp500 ke Rp22.500.
Sementara itu, mayoritas indeks Asia lainnya terpantau bergerak menguat. Hang Seng naik 103,05 poin atau 0,49 persen menjadi 21.262,06, Nikkei naik 129,04 poin atau 1,43 persen ke 9.153 dan Straits Times naik 9,91 poin atau 0,3 persen ke 2.955,41.
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp4,1 triliun dengan volume 3,27 miliar lembar saham. Sebanyak 156 saham melemah, 93 saham stagnan, dan 112 saham tak berubah.
Saham yang bergerak menguat (top gainers) antara lain PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) naik Rp2 ribu menjadi Rp40.950, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) naik Rp350 ke Rp10.950, dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) naik Rp150 ke Rp2.500.
Sementara saham yang bergerak melemah (top losers) antara lain PT Mayora Indah Tbk (MYOR) turun Rp750 ke Rp19.200, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) turun Rp600 ke Rp15.600 dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) turun Rp500 ke Rp22.500.
Dan terakhir saya
tambahkan, perekonomian suatu negara
dipengaruhi oleh perkembangan perekonomian negara lain.Ekonomi negara yang kuat
mempunyai kecenderungan untuk mendominasi perekonomiannya lemah. Negara yang
kuat dalam persaingan akan menang, negara yang lemah akan cenderung mengalami kerugian. Ini
juga dapat di artikan dengan ketergantungan negara yang lemah terhadap negara
yang kuat akan semakin nyata. IHSG adalah salah satu variabel ekonomi makro,
IHSG suatu negara yang kuat akan berpengaruh terhadap IHSG negara yang lemah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar