sumber gambar : http://m.mediaindonesia.com/index.php/read/2012/05/28/322459/20/2/_Pasokan_Dolar_AS_Terbatas
Permintaan
Dolar Yang Meningkat Akibatnya Rupiah Melemah
Permintaan dolar AS yang meningkat menjelang akhir pekan
membuat rupiah kembali terdepresiasi. Tingginya permintaan dolar Amerika
Serikat (AS) membebani rupiah. Rupiah pun terpantau masih berada di kisaran
Rp9.638.
Di transaksi pasar uang saat ini , rupiah ditutup melemah 15
poin (0,15 persen) ke level 9.588 per dolar Amerika Serikat. Rupiah gagal
melanjutkan apresiasinya terhadap mata uang Abang Sam, meskipun bursa global
masih dalam kecenderungan yang positif.
Membaiknya sentimen di pasar uang yang diikuti tingginya
animo investor untuk mengoleksi aset-aset berisiko telah terepresentasikan dari
penguatan yang dialami rupiah pada perdagangan hari sebelumnya.
Menurut saya, rupiah tidak selalu dipengaruhi oleh faktor
eksternal kendati pasar saham dan aset-aset berisiko lainnya sedang bergerak ke
arah positif. Pergerakan rupiah yang tidak selalu dipengaruhi sentimen
eksternal juga terjadi ketika The Federal Reserve mengeluarkan stimulus
moneternya September lalu. Ketika bursa saham dan mata uang di pasar berkembang
mengalami reli, rupiah hanya menguat tipis dan kembali karena tertekan defisit
neraca perdagangan.
Euro ditransaksikan menguat di kisaran US$ 1,3119, sementara pound sterling ditransaksikan di kisaran US$ 1,6161 dan yen 79,21 per dolar AS.
Mata uang Asia juga cenderung menguat. Dolar Singapura ditransaksikan di level 1,2169 per dolar AS, dolar Hong Kong 7,7506 per dolar AS, dan won 1.102,35 per dolar AS. Adapun yuan ditransaksikan di 6,2503 per dolar AS, ringgit 3,0357 per dolar AS, dan baht 30,63 per dolar AS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar