Banyak yang dapat dilihat dari kondisi anggaran di tiap-tiap
kementerian maupun yang setingkat dengan kementerian. Tingkah laku di akhir
tahun di mana diadakannya gathering, maupun hal lainnya yang bersifat
menghabiskan anggaran selalu dilakukan.
Misalnya saja pelebaran jalan di sekitar depan Pasar
Gembrong Cipinang Besar Utara. Saya setuju dengan pendapat Azas yang mengatakan
"Jika hanya alasan untuk mengatasi kemacetan itu tidak efektif, karena
kemacetan terjadi karena banyak lapak PKL dan parkir liar yang makan badan
jalan,"
Untuk mengatasi kemacetan Pemprov DKI Jakarta harus
melakukan penertiban PKL dan parkir liar yang memenuhi badan jalan, bukan
melakukan pelebaran jalan. Jika anggaran sudah ada proyek sudah
dijalankan tapi kemacetan tetap saja terjadi itu berarti membuang-buang
anggaran negara dan yang sudah jelas
membuat negara rugi.
Padahal, tiap tahun Indonesia menyusun anggaran
pendapatan dan belanjanya. Tiap tahun terdapat ketok palu tanda anggaran
pendapatan dan belanja tersebut disetujui. Namun, tiap tahun pula di akhir
tahunnya, tiap-tiap kementerian maupun yang setingkat dengan kementerian
berlomba-lomba menghabiskan sisa anggaran pendapatan dan belanja tersebut.
Dapat dilihat yang
dilakukan oleh tiap-tiap kementerian dalam menyusun anggaran pendapatan dan
belanja mereka di akhir tahun untuk tahun depannya. Masing-masing saling
berlomba untuk mendapatkan bagian yang tidak terbatas. Alasan yang umum
dikemukakan pun klasik, bahwa terdapat banyak hal yang harus dipenuhi. Tapi
nyatanya tidak demikian.
Kondisi yang menjadi rutinitas tersebut seharusnya menjadi
pencerminan bahwa pemimpin-pemimpin Indonesia membutuhkan rasa kepedulian
terhadap sesama. Karena memang anggaran yang dibuat nyatanya tidak semuanya
produktif. Banyak dari anggaran tersebut yang terbuang sia-sia.
Jika dibuat grafik penggunaan anggaran, di awal sangat
rendah, seperti menghemat-hemat dan cenderung pelit. Namun, di akhir tahun
barulah habis-habisan dan hura-hura. Yang lebih parah, karena terjadi kondisi
tersebut, tidak ada yang benar-benar dihasilkan karena hemat-hematan di awal
tahun tersebut.
Lagi-lagi rakyat lagi yang menjadi korban dari
kondisi tersebut. Seharusnya pemerintah sadar bahwa mereka seharusnya bekerja
untuk rakyat. Rakyatlah yang memiliki kuasa bagi pemerintah.
Penyerapan anggaran yang lemah janganlah terjadi
lagi. Jika memang tujuan pemerintah untuk bekerja bagi rakyat, bekerjalah
semaksimal mungkin. Lakukan perencanaan anggaran yang benar-benar tepat dan
sesuai. Dibuat perencanaan per bulannya, sehingga memang jelas apa yang
dihasilkan tiap bulannya. Sehingga, selalu ada produk yang dihasilkan dari
pemerintah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar